Retorika.com, Sorowako –Asosiasi Petani Lada (APL) Loeha Raya beberapa waktu lalu menyerahkan surat resmi ke PT. Vale Indonesia Tbk. Surat yang telah diterima secara langsung oleh bagian eksternal PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako, Senin, 14 Oktober 2024.
Surat tersebut diantar langsung oleh Ketua APL, Ali Kamri Nawir dan Sekertaris APL, M Risal. Surat APL tersebut yang berisikan permintaan pengosongan camp eksplorasi tambang nikel milik PT. Vale Indonesia yang ada di blok Tanamalia.
Ali Kamri Nawir dalam keterangan persnya mengatakan bahwa petani lada di Loeha dan Ranteangin telah bermusyawarah dan memutuskan, agar PT Vale Indonesia Tbk., segera mengosongkan camp eksplorasi tambang nikel. Camp tambang nikel yang berada di blok Tanamalia. Olehnya sampai hari ini seluruh petani dan perempuan di Loeha Raya menolak ekspansi tambang nikel PT. Vale Indonesia di blok Tanamalia.
“Kami meminta PT. Vale Indonesia, agar segera mengosongkan camp yang ada di blok Tanamalia, permintaan pengosongan ini hasil musyawarah petani yang ada di Loeha Raya”, kata Ali Kamri.
Menurut Ali Kamri masyarakat Loeha Raya merasa resah dengan pertemuan yang dilakukan oleh PT. Vale Indonesia di Kantor Desa Loeha, pada tanggal 2 Oktober lalu. Dimana pertemuan tersebut yang sejatinya menjadi ruang dialog yang partisipatif, justru berujung pada berbagai tindakan yang tidak mencerminkan semangat keterbukaan dan partisipasi publik.
“Pertemuan yang diadakan oleh PT. Vale Indonesia selama ini tidak pernah melibatkan seluruh masyarakat Loeha Raya yang selama ini menolak aktivitas pertambangan”, katanya.
Masyarakat Loeha Raya berharap surat tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan PT. Vale Indonesia untuk menghentikan rencana ekspansi tambang nikel dan menghormati hak-hak petani dan perempuan yang selama ini hidup dari kebun merica yang ada di Pegunungan Lumereo atau Tanamalia.
Terlebih lagi, hasil musyawarah oleh masyarakat Loeha Raya bersepakat menolak segala bentuk yang ditawarkan PT. Vale Indonesia. “Penolakan segala bentuk CSR yang ditawarkan PT Vale Indonesia kepada kami adalah hasil musyawarah masyarakat Loeha Raya. Sikap petani dan perempuan ini harus dipertimbangkan dan dihormati oleh CEO bahkan investor PT Vale Indonesia dengan serius”, tuturnya.
Bahkan, menyambangi dan menyerahkan surat pengosongan camp eksplorasi tambang nikel PT Vale Indonesia, APL dan Perempuan Pejuang Loeha Raya juga berdialog dengan Ketua DPRD Luwu Timur (Lutim).
( Rahmat/Red )