Makassar, Retorika.co.id — Makassar- Berbagai ormas islam yang tergabung dalam Aliansi Umat Islam Sulawesi Selatan hari ini Jum’at, 1 November 2019 melakukan aksi damai mengecam tindakan memusuhi Ulama, Aktivitas Mahasiswa dan Ajaran Islam.
Mereka melihat bahwa selama ini telah terjadi kriminalisasi Ulama, Aktivis Mahasiswa dan Ajaran Islam.
Ustad Barlianta salah satu orator aksi bela ulama, aktivis mahasiswa dan ajaran islam mengatakan bahwa hari ini kita melihat siapa saja yang membawa bendera tauhid dituduh radikal.
Padahal menurut Barlianta kita mesti mengingat sejarah masa lalu kalau bung karno mengatakan jas merah “jangan pernah lupakan sejarah” kita juga mesti harus mengatakan jas hijau ” jangan pernah hilangkan jasa ulama”.
Dalam mengusir penjajah banyak darah yang ditumpahkan para Syuhada dari ulama kita dalam berjuang meraih kemerdekaan bangsa ini.
Dan sesungguhnya musuh kita yang sebenarnya adalah ideologi sosial komunisme dan kapitalisme komunis yang dibawa oleh Cina dan Amerika, bukan Ulama, Aktivis mahasiswa dan Ajaran islam,” tuturnya .
Sementara ketua Aliansi Umat Islam Sulawesi Selatan H.Mustari Ago dalam orasinya mengatakan bahwa hari demi hari musuh-musuh islam yang memusuhi Ulama, Dakwah dan benci kepada Ulama benci kepada kebenaran semakin menampakkan dirinya dirinya secara terang-benderang.
“Mereka sangat takut dengan kalimat tauhid ” Laa ilaaha Ilallah Muhammadarrasulullah, perlu diingat bahwa salah satu kalimat yang sangat ditakuti oleh syetan adalah kalimat tauhid ini, jadi yang takut dengan kalimat tauhid itu hanya Syetan.
“Perlu juga ingat bahwa ulama tidak pernah takut kepada siapapun juga kecuali takutnya kepada Allah saja karena ulama yakin bahwa apabila mati dalam membela agama Allah Swt adalah syahid yang dijamin masuk Syurga,” tuturnya.
“Ulama tidak akan pernah habis karena satu mati ulama maka akan tumbuh berjuta-juta ulama.
“Semestinya negara berterima kasih kepada para ulama karena andaikan tidak ada ulama yang membina umat, bisa dibayangkan kira-kira bagaimana kemungkaran itu terjadi.
“Saat ini masih ada ulama yang senantiasa istiqomah membina umat, namun kemungkaran masih merajalela para pejabat masih banyak yang koruptor, bagaimana seandainya kalau tidak ada ulama,”tambahnya.
Sebelum aksi ini bubar terlebih dahulu dilakukan pernyataan sikap salah satunya menghentikan memusuhi para ulama, aktivis mahasiswa dan ajaran islam karena pada hakikatnya musuh negara adalah penjajahan asing dan aseng, yaitu kapitalisme komunisme dan sosial komunisme.
Aksi yang berlangsung damai dan tertib bubar setelah pembacaan doa
Kordinator Aksi tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Aparat kepolisian yang telah mengawal aksi dengan baik sampai selesai. (Syarif Lawa)