Makassar, Retorika.co.id — Drs. H.A. Mustaman, MM, pria kelahiran Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan, 26 April 1961. Ia memulai pendidikan di SD Negeri 154 Sengeng Palie Kabupaten Bone (lulus tahun 1973). Selanjutnya pada tingkatan SMP menempuh pendidikan di SMP Negeri Ujung Lamuru Kabupaten Bone (lulus tahun 1976). Kemudian SMA Watampone (lulus tahun 1980).
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Bone, Mustaman melanjutkan kuliah di Universitas Hasanuddin Makassar (S1 lulus tahun 1985). Kemudian melanjutkan S2 di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar (lulus tahun 2003) dan sekarang masih menimba ilmu S3 di UMI.
Ia adalah pendiri sekaligus Ketua Yayasan Bhakti Bumi Persada yang mendirikan kampus perguruan tinggi sampai sekarang, lalu menjadi Ketua PP Panca Marga (2016-2020).
Selain itu, ia juga turut aktif di Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Provinsi Sulawesi Selatan (2010-2015). Kemampuan kepemimpinan dan manajerial Mustaman semakin teruji setelah ia terpilih sebagai Ketua Stisipol 17 Agustus (1998-2007) saat aktif di kampus.
Gelar S2 tak membuat Mustaman memilih tetap tinggal di Kota Makassar, ia memilih pulang membangun kampung halamannya, Bone. Ia resah, karena melihat cukup banyak pemuda usia produktif di daerahnya lebih memilih hijrah ke Makassar atau ke daerah lain untuk bekerja.
Selain melakukan pemberdayaan ekonomi dan pentingnya dunia pendidikan, Mustaman juga terlibat melakukan advokasi terhadap hak-hak masyarakat lainnya di organisasi PP Panca Marga. Kiprahnya dalam memberdayakan masyarakat itulah yang membuat dirinya didorong maju sebagai legislator pada Pemilu 2009.
Masyarakat yang mendorongnya beranggapan, kehadiran Mustaman di DPRD mampu menghasilkan kebijakan dan program Pemerintah yang memihak kepentingan rakyat. Akhirnya dengan sokongan masyarakat kecil, ia dapat duduk sebagai legislator DPRD Provinsi Sulawesi Selatan periode 2009-2014 dari Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) meliputi wilayah Kabupaten Bone, Soppeng dan Wajo.
Lima tahun berkiprah di level provinsi, ia termasuk legislator yang sering mengkritisi kebijakan-kebijakan Pemerintah Provinsi yang tidak pro-rakyat. Selain bersuara lantang di ruang-ruang sidang DPRD Sulsel, Mustaman juga sering menuangkan kritik maupun pikiran-pikiran solutifnya di sejumlah media cetak lokal di Makassar.
Undangan menghadiri diskusi-diskusi mahasiswa dan organisasi kepemudaan pun sering ia penuhi. Meski demikian, Mustaman menyadari bahwa kehadirannya di DPRD Sulsel belum bisa memenuhi semua harapan masyarakat. Selain sebagai Wakil Ketua Komisi E DPRD Provinsi Sulsel, Mustaman tetap menyalurkan hobinya berorganisasi dan mengajar sebagai dosen.
Pada Pemilu 2019, masyarakat kembali meminta Mustaman maju sebagai calon anggota DPR-RI. Meski berkompetisi pada level tersebut sangat berat, Mustaman tak ingin mengecewakan aspirasi masyarakat.
Dengan bantuan dan gotong royong masyarakat kecil, A. Mustaman pun siap berkompetisi menuju Senayan. Ia terdaftar sebagai Caleg DPR RI nomor urut 2 dari partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan 1, meliputi wilayah Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng dan Selayar.
Ia berharap suara PKS di dapilnya tersebut dapat mengantar dirinya menuju Senayan, dan memiliki kontribusi besar bagi Partai PKS sehingga mampu mendudukkan salah satu kader PKS sebagai anggota DPR RI pada Dapil tersebut.
Mustaman berekspektasi tinggi kepada masyarakat, karena capaian nantinya murni hasil kerja keras masyarakat kelas menengah kebawah, yang merupakan basis utama pendukungnya.
Jika lolos ke Senayan, Mustaman akan terus melangkah dan berpolitik dalam memperjuangkan kepentingan rakyat.
Tidak berhenti disitu, perjuangan Mustaman belum selesai. Justru baginya, memperjuangkan kepentingan rakyat di level nasional baru saja dimulai.
Ia sangat menyadari, bahwa capaian yang ia peroleh tak lepas dari sokongan masyarakat kecil nantinya. Menurut Mustaman, menjadi legislator hanya merupakan rangkaian proses untuk tujuan yang lebih besar.
“Bagaimana menjadikan parlemen ini sebagai wadah untuk berjuang, berjuang untuk melawan ketimpangan pembangunan dan ketidakadilan yang dirasakan masyarakat di Kawasan Timur Indonesia,” tegasnya ditemui saat menghadiri silaturrahmi dan tatap muka yang diadakan Komunitas Deng Tuju dan warga Kecamatan Tamalate Makassar. Kamis, (8/11/18).
(Adn)